Tuesday, February 24, 2015

Mengatasi kecemasan pada calon ayah yang sedang menantikan kelahiran buah hati di masa kehamilan istri

Mengatasi kecemasan pada calon  ayah yang sedang menantikan kelahiran buah hati di masa kehamilan istri


        Menjadi calon ayah untuk pertama kali menjadi bisa jadi salah satu pengalaman  yang sangat menyenangkan dan sukar dipercaya. Ini juga terjadi pada suami saya. Tetapi kehamilan  pasangan atau istri bisa menjadi masa yang penuh tekanan dan kecemasan. Yang bunda rasakan pun bisa sangat nyata, seperti yang dialami calon bunda. Sayangnya beberapa calon ayah menyepelehkan kondisi ini.
         Sebagian konflik yang dialami calon ayah memang berbeda dengan calon bunda. Bunda langsung merasakannya sedangkan  seorang ayah tidak langsung. Gejolak emosi ayah tidak serta merta timbul begitu mengetahui sang istri hamil. Tetapi kondisi semakin nyata setelah ayah melihat kondisi pasangannya yang mengalami perubahan fisik. lalu merasakan si kecil yang bergerak didalam rahim.
        Sang ayah mulai ragu-ragu terhadap kemampuan diri sendiri menjadi ayah. Apakah dia sudah berusaha yang terbaik? Bisakah saya menjadi seorang ayah  yang baik untuk bayi saya?. berbagi macam pertanyaan muncul dibenaknya. Selain faktor tersebut, kondisi  keuangan  keluarga dan keseha  tan  juga bisa memicu stres dan kecemasan seorang ayah. Tidak usah merasa kuatir  dan bersalah. Kondisi ini banyak dialami oleh para calon ayah, termasuk suami saya.

Mengatasi kecemasan pada Calon ayah

  •  Ambil inisiatif. Jangan sampai ketinggalan mengikuti perkembangan calon bayi sejak usia dini.  Cari sebanyak mungkin informasi sehingga ayah bisa memahami perubahan  yang dialami calon ibu. Dampingin pasangan setiap kali melakukan pemeriksaan.
  • Ikuti kelas atau kursus kehamilan bersama-sama. Ayah akan mendapatkan pengetahuan tentang kehamilan dan persiapan menjelang kelahiran. Ayah juga semakin paham tentang bagaimana merawat bayi. Selain itu di dalam kelas ayah akan berbagi pengalaman dengan calon ayah lainya.
  • Rencanakan persalinan bersam-sama. Ayah juga bisa mendiskusikan proses persalinan yang diinginkan oleh bunda. tapi ayah tidak boleh memaksakan pendapat. Jika memungkinkan, dampingi ia saat proses persalinan. Menjadi saksi kelahiran buah hati akan menjadi pengalaman yang sangat berharga.
  • Jangan mengurung diri didalam masalah ini. Ayah bisa menyampaikan kecemasan kepada pasangan tanpa menakuti. Diluar juga masih banyak orang yang bersedia mendengarkan keluh kesah calon ayah, seperti  rekan kerja, orang tua (kakek-nenek) atau kerabat.


No comments:

Post a Comment